105 Mahasiswa Unhas Teliti Sistem Pengelolaan Sampah Makassar, Hadirkan Solusi Baru
MAKASSAR – Persoalan sampah yang kian kompleks di Kota Makassar kembali menjadi sorotan. Kali ini, perhatian datang dari kalangan akademisi. Sebanyak 105 mahasiswa S1 dan S2 Departemen Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin (Unhas) turun langsung ke lapangan untuk meninjau sistem pengelolaan sampah kota secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (29/9/2025) ini merupakan bagian dari mata kuliah Pengolahan Limbah Padat, dengan tujuan memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa mengenai siklus pengelolaan sampah di perkotaan.
Meninjau Siklus Sampah Kota Makassar
Rangkaian kunjungan mahasiswa meliputi sejumlah fasilitas strategis:
-
TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) TamangapaMahasiswa meninjau langsung bagaimana sampah dalam jumlah besar diproses di tahap akhir.
-
IPAL Lindi TPA TamangapaDi lokasi ini, mereka mempelajari metode pengolahan cairan lindi, zat beracun hasil timbunan sampah, agar tidak mencemari tanah maupun air di sekitar.
-
Bank Sampah Induk (BSI) Kota Makassar di Untia, BiringkanayaMahasiswa melihat bagaimana masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, mulai dari pemilahan hingga daur ulang.
-
TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) tingkat kelurahanMereka mengamati model pengelolaan sampah di level paling dasar, langsung dari sumber rumah tangga.
Mendorong Ide Solutif untuk Kota
Dosen pendamping sekaligus pengampu mata kuliah, Dr.Eng. Ir. Irwan Ridwan Rahim, S.T., M.T., menekankan bahwa kuliah lapangan ini penting untuk menghubungkan teori dengan realitas.
“Kami berharap mahasiswa setelah mengikuti kegiatan ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana sampah Kota Makassar diolah dari hulu ke hilir. Lebih dari itu, dari hasil assessment, mereka diharapkan mampu melahirkan gagasan solutif terhadap permasalahan yang ada,” ujar Dr. Irwan.
Menurutnya, problematika sampah kota tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan saja, melainkan membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi.
Bank Sampah sebagai Inspirasi
Di Bank Sampah Induk, rombongan mahasiswa mendapat pengarahan dari motivator bank sampah Makassar, Andi Nurdianzah (Anca). Ia menjelaskan bahwa sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebenarnya telah lama diterapkan di Makassar.
“Pengelolaan sampah dari hulu ke hilir sudah berbasis masyarakat. Tantangannya adalah bagaimana memperkuat partisipasi publik agar sistem ini semakin efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Komitmen Unhas bagi Lingkungan
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Departemen Teknik Lingkungan Unhas berkomitmen melahirkan lulusan yang tidak hanya mumpuni dalam teori, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan.
Melalui pembelajaran langsung di lapangan, mahasiswa diharapkan menjadi generasi yang lebih peka terhadap isu lingkungan perkotaan dan mampu menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sampah yang kerap menjadi problem klasik kota besar seperti Makassar.